Tradisi mudik kembali berulang. Pemudik kendaraan pribadi mulai memadati jalan - jalan. Perjalanan itu membawa ingatan ke jalur bersejarah bernama Jalan Raya Pos atau nama bekennya Jalan Daendels yang membentang sepanjang 1000 km dari anyer samapai Panarukan.
Herman Willem Daendels , Gubernur Jenderal kala itu menorehkan sejarah berdarah bangsa Indonesia. Sejarah kerja paksa yang merenggut ribuan bahkan belasan ribu nyawa pahlawan Indonesia yang tidak pernah sempat di kenal.
Jalan itu sudah di pergunakan sejak 1809 dan menjadi infrastruktur penting bahkan hingga berabad - abad kemudian. Persoalannya, adakah yang masih teringat akan sejarah jalan raya itu???
Pramoedya Ananta Toer dalam buku " Jalan Raya Pos , Jalan Daendels " , mengakui pertama kali mendengar nama jalan itu dari Meneer Guru di sekolah dasar ,Institut Boedi Oetomo( IBO). Sang Tuan Besar Guntur alias Daendels , memerintahkan pembangunan jalan Raya pos melalui penjatahan kepada para Bupati yang kabupatennya di lalui jalan ini.
Penanggung jawab teknis pengerahan rodi yang tak dapat menelesaikan jatah yang ditentukan , di gantung samapai mati pada dahan pohon sekitar proyek. Pekerja mati juga karena kelaparan , malaria, dan kelelahan. " Justru di sepanjang jalan Raya Posini terdapat kuburan terluas di Pulau Jawa," tulis Pram
Dapat di lihat juga di www.wisatakotatoea.com
Sabtu, 03 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar